Pendahuluan
Perpustakaan sekolah merupakan pusat sumber belajar warga sekolah baik siswa, guru, maupun karyawan. Dalam dunia pendidikan, perpustakaan sekolah merupakan sarana pendidikan dan komunikasi pengetahuan yang berdaya guna dan bertepat guna yang berpengaruh besar dalam proses belajar mengajar di sekolah (Mangnga, 2015).
Lalu, bagaimana suatu bangsa atau negara dapat dikatakan maju? Negara maju adalah negara yang memiliki standar hidup yang tinggi dengan indikasi perekonomian yang sudah merata, penggunaan teknologi tinggi dan telah berhasil dalam berbagai bidang (Usman A. Gani, dkk., 2018). Berdasarkan definisi tersebut, dapat kita simpulkan bahwa untuk mencapai pemerataan ekonomi dan penggunaan teknologi di berbagai bidang di suatu negara membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sedangkan pendidikan dibutuhkan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas tersebut. Oleh karena itu, keberadaan perpustakaan sekolah sangatlah vital dan memiliki pengaruh yang dalam mendukung pembelajaran di sekolah.
Seperti yang kita ketahui bersama, kondisi pendidikan di Indonesia sekarang tengah mengalami berbagai permasalahan. Permasalahan tersebut antara lain (1) Pemerataan Pendidikan, (2) Mutu dan Relevansi Pendidikan, dan (3) Efisiensi dan Efektifitas Pendidikan (Priscilla, 2020).
Pendidikan yang belum merata disebabkan oleh kurang tergorganisirnya koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Selain itu, permasalahan terkait pemerataan pendidikan juga berkaitan dengan tingkat ekonomi masyarakat. Semakin mahal sekolah, biasanya akan semakin memadai fasilitas yang ada. Permasalahan pemerataan pendidikan dapat ditanggulangi dengan menyediakan fasilitas dan sarana belajar bagi setiap lapisan masyarakat salah satu bentuknya adalah dengan meningkatkan perhatian sekolah terhadap perpustakaan (Priscilla, 2020).
Mutu dan relevansi pendidikan berkaitan dengan kualitas pendidik atau pengajar. Rendahnya mutu dan relevansi pendidikan disebabkan oleh rendahnya kualitas tenaga pengajar (Priscilla, 2020). Kualitas pengajar dapat ditingkatkan dengan cara evaluasi pembelajaran. Setiap guru hendaknya saling memberikan saran dan masukan antar guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Selain itu. Para pengajar juga dapat bekerjasama dengan perpustakaan agar siswa dekat dengan perpustakaan yang berperan dalam pelayanan sumber informasi untuk belajar siswa.
Pendidikan yang efisien berkaitan dengan pendayagunaan sumber daya waktu, tenaga dan biaya yang tepat sasaran, dengan lulusan dan produktifitas pendidikan yang optimal. Sedangkan pendidikan yang efektif berkaitan dengan perencanaan / program yang dibuat sesuai dengan hasil yang dicapai (Priscilla, 2020). Pendidikan yang efektif dan efisien dapat tercapai salah satu faktor pendukungnya adalah kurikulum yang tidak berubah-ubah. Mengapa demikian? Kurikulum yang berubah-ubah menyebabkan tenaga pendidik di sekolah harus menyesuaikan diri dengan metode pengajaran di kelas. Hal tersebut menyebabkan kegiatan pembelajaran yang kurang efisien karena pendidik harus terus menyesuaikan dengan kurikulum sehingga kurang efisien.
Lalu, bagaimana revolusi perpustakaan sekolah dalam memajukan bangsa dan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia?
Pembahasan
Berdasarkan lima hokum perpustakaan yang dikemukakan oleh S.R. Ranganathan, salah satu hokumnya berbunyi “Library is Growing Organism”. Artinya, perpustakaan adalah organisasi yang terus berkembang, oleh karena itu, keberadaan perpustakaan di dunia ini akan terus ada dengan terus menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada. Mungkin kita menganggap perpustakaan akan tergantikan oleh internet dan bahkan ada yang meembuat sebuah pernyataan bahwa profesi pustakawan akan hilang beberapa tahun lagi. Pernyataan tersebut bertentangan dengan hukum perpustakaan oleh S.R. Ranganathan, karena perpustakaan akan terus berkembang mengikuti zaman. Pada kenyataannya, dewasa ini perpustakaan tetap eksis dan selalu berevolusi menyesuaikan perkembangan.
Revolusi perpustakaan dapat dimulai dengan mengubah paradigma masyarakat terhadap perpustakaan. Sampai saat ini masih saja ada beberapa orang atau kalangan masyarakat yang menganggap perpustakaan, khususnya di sekolah merupakan gudang buku pelajaran. Hal tersebut merupakan sesuatu yang keliru karena pemerintah tengah menggalakan program literasi sekolah dimana siswa membaca buku 15 menit sebelum pelajaran di kelas untuk meningkatkan minat baca. Selain itu, banyak perguruan tinggi di Indonesia yang membuka program studi atau jurusan ilmu perpustakaan. Dengan adanya program dari pemerintah dan sudah banyak perguruan tinggi yang membuka jurusan ilmu perpustakaan dapat menjadi bekal yang potensial guna mengubah paradigma masyarakat terhadap perpustakaan.
Sebagai contoh, Perpustakaan SMA Islam Kepanjen memiliki 1 kepala perpustakaan, 1 pustakawan, dan 1 tenaga perpustakaan. Paradigma siswa SMA Islam Kepanjen terhadap perpustakaan mulai bergeser dari yang awalnya membosankan menjadi menyenangkan, dari yang awalnya gudang buku pelajaran menjadi pusat sumber belajar siswa dengan disediakannya buku pelajaran dan non-pelajaran, dan dari yang awalnya dikelola dengan manual kini telah terotomasi dan dapat diakses secara online. Perpustakaan SMA Islam Kepanjen juga memiliki berbagai layanan yang dapat dimanfaatkan oleh siswa dalam meningkatkan kemampuan literasi mereka. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa karya yang dihasilkan oleh siswa seperti buku cerpen, antologi puisi, dan antologi opini. Karya – karya tersebut dapat diakses di website Perpustakaan SMA Islam Kepanjen.
Dengan adanya perpustakaan sekolah yang user friendly, dapat menjadi langkah awal untuk mendekatkan perpustakaan dengan siswa. Siswa dapat berliterasi, dan dekat dengan bahan bacaan yang merupakan modal penting untuk meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia. Para pengajar dapat berkolaborasi dengan perpustakaan guna menciptakan pembelajaran yang efektif, efisien, dan bermutu. Hal tersebut dapat terwujud apabila terdapat kerjasama, koordinasi, dan komunikasi yang baik dari berbagai pihak.
Referensi
- Mangnga, Alias. 2015. “Peran Perpustakaan Sekolah Terhadap Proses Belajar Mengajar di Sekolah”. Jurnal Jupiter. Vol. XIV No.1. Dalam http://journal.unhas.ac.id/index.php/jupiter/article/viewFile/27/25
- Priscilla, Divia. 2020. “Permasalahan Pendidikan di Indonesia”. Dalam https://core.ac.uk/download/pdf/200297375.pdf
- Usman A. Gani, dkk., 2018. “Analisis Diskriminan untuk Mengelompokkan Negara Maju dan Negara Berkembang Dengan Metode Fishers”. Jurnal Geuthèë: Penelitian Multidisiplin Vol. 01, No. 01. Dalam http://www.informatika.unsyiah.ac.id/umam/jurnalgeutheenegara.pdf